Ironis memang, tapi itulah yang saya rasakan hingga saat ini. Saya memperkirakan tak lebih dari 10% masyarakat sambas yang mengenal sosok beliau. Saya sendiri saja baru 4 tahun yang lalu mengenal namaNya hingga sekarang masih bertanya-tanya seperti apa sosok beliau ini. Ditanah kelahiranku bisa dipastikan hampir tak ada seorangpun yang mengenal beliau. Syech Akhmad Khatib Sambas memang begitu berkilau di dunia tarekat. Mungkin karena penganut Tarekat agak kurang di tanah sambas hingga cahaya beliau tak seterang diluar tanah kelahirannya. Mungkin juga karena "Peristiwa Mandor" yang memutuskan 1 Generasi di sambas sehingga ajarannya hampir punah di tanah kelahirannya. Atau mungkin juga karena terbatasnya pengetahuan saya sehingga saya tidak mengetahui banyak hal tentang beliau. Terlepas dari semua kemungkinan tersebur diatas izinkan saya sedikit berbagi tentang artikel yang saya temukan di dunia maya ini.
AKHMAD KHATIB SAMBAS
Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN)
KESOHORAN Syeikh Ahmad Khathib Sambas di kalangan pengamal Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah, di tingkat nasional maupun internasional pada zamannya tidak dinafikan. Sekurang-kurangnya terdapat dua buah kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh orang Arab, menceritakan kisah ulama-ulama Mekah dan nama Syeikh Ahmad Khathib Sambas juga terdapat di dalamnya. Kitab yang pertama, Siyar wa Tarajim, karya Umar Abdul Jabbar. Kitab kedua, Al-Mukhtashar min Kitab Nasyrin Naur waz Zahar, karya Abdullah Mirdad Abul Khair yang diringkaskan oleh Muhammad Sa'id al-'Amudi dan Ahmad Ali.
Kita sangat berterima kasih kepada kedua-dua penulis Arab itu, walau bagaimanapun ketepatan data dan fakta termasuk tahun lahir dan wafatnya perlu ditinjau kembali. Nama lengkapnya ialah Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad as-Sambasi. Lahir di Kampung Dagang, Sambas. Tanggal lahirnya hanya disebut oleh Umar Abdul Jabbar, ialah pada bulan Safar 1217 H (±1802 M, pen:), tidak terdapat tulisan lainnya.
Wafatnya di Mekah tetapi terdapat perbedaan pendapat mengenai tahun kewafatannya antara Umar Abdul Jabbar dengan Abdullah Mirdad Abul Khair. Abdullah Mirdad Abul Khair menyebut bahwa Syeikh Ahmad Khathib wafat tahun 1280 H (± 1863 M, pen:), tetapi menurut Umar Abdul Jabbar, pada tahun 1289 H (± 1872 M, pen:). Tahun wafat 1280 H yang disebut oleh Abdullah Mirdad Abul Khair sudah pasti ditolak, kerana berdasarkan sebuah manuskrip Fat-h al-'Arifin salinan Haji Muhammad Sa'id bin Hasanuddin, Imam Singapura, menyebut bahawa Muhammad Sa'ad bin Muhammad Thasin al-Banjari mengambil tariqat pada gurunya, Syeikh Ahmad Khathib yang tersebut itu di negeri Mekah al-Musyarrafah di dalam halwatnya, dan khatamnya pada hari Arba', tujuh hari bulan Zulhijjah sanah 1286 Hijrah''. Jadi berarti pada 7 Zulhijah 1286 H, Syeikh Ahmad Khathib Sambas masih hidup. Oleh karena itu Syeikh Ahmad Khathib Sambas wafat tahun 1289 H yang disebut oleh Umar Abdul Jabbar menepati yang sebenarnya.
Kita sangat berterima kasih kepada kedua-dua penulis Arab itu, walau bagaimanapun ketepatan data dan fakta termasuk tahun lahir dan wafatnya perlu ditinjau kembali. Nama lengkapnya ialah Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad as-Sambasi. Lahir di Kampung Dagang, Sambas. Tanggal lahirnya hanya disebut oleh Umar Abdul Jabbar, ialah pada bulan Safar 1217 H (±1802 M, pen:), tidak terdapat tulisan lainnya.
Wafatnya di Mekah tetapi terdapat perbedaan pendapat mengenai tahun kewafatannya antara Umar Abdul Jabbar dengan Abdullah Mirdad Abul Khair. Abdullah Mirdad Abul Khair menyebut bahwa Syeikh Ahmad Khathib wafat tahun 1280 H (± 1863 M, pen:), tetapi menurut Umar Abdul Jabbar, pada tahun 1289 H (± 1872 M, pen:). Tahun wafat 1280 H yang disebut oleh Abdullah Mirdad Abul Khair sudah pasti ditolak, kerana berdasarkan sebuah manuskrip Fat-h al-'Arifin salinan Haji Muhammad Sa'id bin Hasanuddin, Imam Singapura, menyebut bahawa Muhammad Sa'ad bin Muhammad Thasin al-Banjari mengambil tariqat pada gurunya, Syeikh Ahmad Khathib yang tersebut itu di negeri Mekah al-Musyarrafah di dalam halwatnya, dan khatamnya pada hari Arba', tujuh hari bulan Zulhijjah sanah 1286 Hijrah''. Jadi berarti pada 7 Zulhijah 1286 H, Syeikh Ahmad Khathib Sambas masih hidup. Oleh karena itu Syeikh Ahmad Khathib Sambas wafat tahun 1289 H yang disebut oleh Umar Abdul Jabbar menepati yang sebenarnya.