Terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada koran Borneo Tribune Pontianak lebih khusus lagi kepada reporter Endang Kusmiyati yang telah sudi meliput dan memposting permainan rakyat sambas yang hampir punah ini. Disini saya mohon izin untuk memposting ulang khazanah sambas yang saya sendiri juga baru tahu sekarang tentang permainan ini. Semoga postingan ini bermanfaat untuk melestarikan Budaya Sambas,,,,,, yuk lansung kita nikmati aja ceritanya..........
Endang Kusmiyati
Borneo Tribune, Pontianak
Balon-balon
gelombang balon.............
Balon menempuh
batang rasau.............
Bangun-bangun
saudara bangun……..
Bangun tidur
jangan meransau.............
Kalimat-kalimat tersebut meluncur dengan irama dari mulut seorang Long Dolah
(73) pawang Timang Bubu. Jika dilihat dari rimanya, maka kalimat itu menyerupai
pantun, namun sebenarnya kalimat itu adalah mantra pembuka yang diucapkan oleh
sang pawang untuk memanggil bidadari.
Cukup panjang mantra yang diucapkan Long Dolah. Namun karena diucapkan dengan cepat dan menggunakan bahasa ’Sambas Pedalaman’ kata-katanya jadi sulit dicerna. Bukan saja oleh saya yang tidak banyak mengerti bahasa Sambas, tetapi mantra sang pawang juga sulit dimengerti oleh penutur bahasa Sambas.
Tak lama kemudian, bubu di tangan Ipul yang berada persis di depan Long Dolah bergerak. Ipul pemegang bubu adalah bagian dari permainan ini. Seluruhnya terdapat 5 orang pemain Timang Bubu, yaitu pawang yang membacakan mantra, pemegang bubu dan tiga orang pemukul gendang dan rebana, alat musik yang mengiringi permainan tersebut.
Seseorang berbisik kepada saya bahwa itu petanda bidadari yang dipanggil sudah datang.
Bidadari itu memang datang memenuhi panggilan pawang, masuk ke dalam bubu yang dipegang Ipul. Tetapi sosoknya tidak nampak. Hanya gerakan bubu yang teratur, makin lama makin cepat menjadi petanda bahwa bidadari sudah ada di dalamnya.
Nyiur Gading demikian nama bidadari itu, menurut Long Dolah berdiam di Kayangan. Meski jauh, bidadari siap datang apabila dipanggil. Kapanpun.
Sejak Long Dolah mempelajari Timang Bubu saat usianya masih muda, sejak itu dia dapat melakukan kontak dengan bidadari tersebut. Namun meski demikain dia mengaku belum pernah bertemu dengan wajah bidadari itu. ”Hanya cantik jak,” katanya ketika ditanya di sela-sela atraksi Timang Bubu saat menyambut kedatangan gubernur Kalbar Usman Ja’far dalam rangka menutup rangkaian kegiatan peringatan HUT RI yang ke-62 beberapa waktu lalu.
***