05 March 2011

Permainan Sambas dalam "Sinaporan"

Sinaporran
Sinaporan adalah salah satu kosa kata dalam bahasa sambas yang berati sembunyi-sembunyian. Permainan sinaporan sama dengan permainan Petak Umpet yang secara umum disebutkan dalam seluruh daerah di Indonesia. Banyak sekali variasi permainan sinaporan dalam permainan ala anak-anak sambas diantaranya adalah singalauan canting atau singalauan tendang, singalauan cap-cap, singalauan pahlawan, singalauan kain dan lain sebagainya. Memang agak aneh permainan sinaporan ini  disebut dengan singalauan. Seperti posting saya sebelumnya kita mengatahui bahwa singalauan berarti kejar-kejaran. Namun dalam permainan sambas  dan bahasa sehari-hari kata singalauan bisa merujuk kepada seluruh jenis permainan yang banyak menguras tenaga dan berlari. Begitu juga halnya dengan beajal, kata beajal secara harfiah dapat berarti bermain namaun dalam permainan sambas istilah beajal ini merujuk kepada semua jenis permainan yang santai tanpa berlari-lari dan cendrung dilakukan di dalam rumah. Terlepas dari itu semua ijinkan saya menyebutnya dengan bahasa yang lumrah saja di seluruh daerah sambas yaitu singalauan namun pada hakikatnya tetap sinaporan. Untuk itu permainan ini sengaja saya kategorikan dalam kelompok sinaporan walaupun nama permainan ini lebih lumrah disebut dengan singalauan seperti berikut :

Singalauan Canting atau Singalauan Tandang

Filosofi permainan berawal dari awal penciptaan manusia. Konon iblis yang sombong tidak bisa terima dengan penciptaan manusia yang derajatnya lebih tinggi darinya. Permusuhan ini berlanjut hingga pada suatu jaman dimana ada seorang yang mengaku dirasuki kekuatan iblis dan menjadi penyihir jahat. Penyihir ini sangat suka mencelakai manusia yang ditemuinya dan memenjarakannya dalam sebuah menara kokoh dengan kekuatan mantra dan 3 buah benda keramatnya. Semua rakyat di sekitar pemukiman tersebut pun menjadi sangat ketakutan dan berupaya menyelamatkan diri dengan bersembunyi dari penyihir jahat tersebut. Celaka bagi siapa saja yang tertangkap dari persembunyiannya, dengan kekuatan mantra dan benda keramat sang penyihir akan memenjarakan orang tersebut dan dipastikan tidak akan bisa melarikan diri. Ada satu cara untuk menyelamatkan dari tawanan penyihir jahat ini yaitu dengan cara merobohkan menara kokohnya dari luar. Jadi orang-orang belum terperangkap sihir jahat ini harus terus berupaya merobohkan menara sang penyihir sebelum tertangkap. Namun ketika semua orang di pemukiman tersebut sudah ditangkap tanpa tersisa entah karena apa kekuatan iblis dalam sang penyihir semakin memudar. Dalam kondisi tersebut sang penyihir akan bertarung dengan kekuatan yang merasukinya dengan di bantu orang yang pertama kali di tangkapnya. Namun apa kan daya kekuatan iblis itu sangatlah besar, walaupun sang penyihir berhasil lolos dari rasukan iblis maka orang yang membantunya akan menjadi korban dan menjadi sang penyihir selanjutnya. Seperti kutukan yang tak pernah selesai begitulah permusuhan iblis dan umat manusia yang tak kan pernah ada selesainya hingga hari kiamat.

Dalam permainan, kisah ini di ceritakan dengan canting atau kaleng bekas yang melambangkan menara dan 3 buah baterai bekas sebagai benda keramatnya. Berikut saya jelaskan tata cara bermainnya :
  • Pertama-tama siapkan dahulu peralatan yang diperlukan dalam permainan ini yaitu 5 buah canting (kaleng susu bekas) dan tiga buah baterai bekas. 
  • Permaianan ini dapat dimainkan oleh 3 orang atau lebih (lebih ramai lebih asyik) dengan metode ada 1 orang yang dihukum jaga (ngallau) dan yang lainnya bersembunyi. Anak yang jaga adalah anak yang kalah osom / pimpa untuk pertama kali permainan ini dimainkan. Selanjutnya yang jaga ditentukan dari siapa yang pertama kali ditemukan dari tempat persembunyiaanya itupun dengan catatan kalah dalam beradu lempar canting. Anak yang jaga ini bertugas menemukan semua teman-temannya dari segala tempat persembunyiannya.
  • Jika anak yang yang jaga sudah didapatkan maka yang lainnya harus segera bersembunyi secepatnya karena waktu untuk mencari tempat persembunyian akan habis setelah si anak yang jaga selesai menyusun kaleng dan baterai yang telah disiapkan. Tidak ada ampun bagi anak yang terlambat bersembunyi.
  • Setelah anak yang jaga selesai menyusun satu persatu canting secara vertikal dan menyusun 3 buah baterai sekitar 1 meter dari menara cantingnya maka ia akan segera mencari teman-temannya dari segala tempat persembunyiannya. Jika satu orang ditemukan maka ia akan ditangkap dengan cara menyebutkan nama temannya yang ditemukan tersebut sambil menginjak baterai diiringi dengan kata "NETT-NETTTT" seperti bunyi tombol alaram kuiz di TV kaleeee,,,, heee, Misalnya : Mok Lassot Nett-Neetttttt. Begitulah seterusnya sampai semua orang yang bersembunyi ditemukan.
  • Selanjutnya pihak yang jaga harus bekerja keras menjaga temannya yang di tanggap


Related Posts

Comments
0 Comments

No comments:

Passan Pala' Kesah

Awalnya blog ini dibuat hanya iseng untuk mendokumentasikan dan mengumpulkkan khazanah tanah kelahiran yang hampir terlupakan generasi muda. Berawal dari postingan permainan rakyat dan kamus mini bahasa Melayu Sambas, admin terus memperbaiki SEO dan postingan dan berupaya memenuhi apa yang diinginkan pembaca blog ini. Setelah di analisa, ternyata kebanyakan pengunjung blog ini mencari tentang sejarah kelam Sambas 1999.

Inginya blog ini difokuskan untuk sejarah, budaya dan segala sesuatu yang terkait dengan tanah kelahiran, namun pada perjalanannya admin banyak menemukan artikel menarik dan sengaja direpost disini untuk arsip pribadi. Sungguh sangat tidak disangka ternyata banyak juga pembaca punya ketertarikan yang sama dengan fenomena akhir zaman yang semakin nyata. Untuk saat ini admin akan fokus pada artikel tentang Dajjal dan Imam Mahdi yang dipastikan sebentar lagi akan tiba. Apabila pembaca menemukan artikel yang menarik haraplah berikan hujatan, celaan atau komentarnya...^_^

Jika ada yang tertarik untuk menjadi penulis di blog ini, atau tukar link sesama blogger, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi admin

Hariyono Al Kifri