29 April 2011

Menapak Tilas Kerusuhan Sambas (Konfik Etnis)


Mengungkap aksi Kerusuhan yang terjadi di Kab Sambas, Kalimantan Barat pada era pra reformasi hingga sekarang masih tabu untuk di tulis di media massa terutama jejaring internet. Begitu sulitnya mencari informasi ini disini menurut saya sangatlah wajar karena Konflik Etnis yang terjadi pada tahun 1999 itu melibatkan etnis besar di Kalimantan Barat yaitu suku Melayu Sambas yang didukung oleh etnis Dayak VS suku Madura. Jika hal ini diungkap dengan tidak adil dikhawatirkan akan membuka memoar lama yang begitu perih dan berakibat fatal serta memicu hal serupa terulang kembali. Namun sejarah bukanlah sebuah benda keramat yang tak tersentuh walaupun itu sangat menyakiti berbagai pihak karena presiden pertama kita pernah mengatakan "jangan sekali-kali melupakan sejarah". Disini saya mengajak para pembaca sekalian "marilah kita melihat sejarah dari sudut pandang mencari ibrah bukan mencari siapa yang salah".
KOMPAS

Rabu, 20 Desember 2000 

KONFLIK ETNIS DI KALIMANTAN BARAT BAK LUKA YANG TAK SEMBUH-SEMBUH 
 
SEJAK akhir tahun 1962, pertikaian etnis sepertinya sulit terpisahkan dari dinamika kehidupan masyarakat Kalimantan Barat. Sekalipun sudah ribuan nyawa manusia yang tidak berdosa melayang, puluhan ribu tempat  tinggal dan tempat usaha hangus dibakar, namun bibit konflik itu terus saja membara. Bahkan, dalam empat tahun ini tercatat telah empat kali meletus kerusuhan besar, sedangkan yang kecil tidak bisa dihitung lagi.
   
Setiap kali terjadi pertikaian etnis pasti dijumpai perlakuan yang tidak manusiawi terhadap korban. Bayangkan saja, setelah tewas dibunuh, lawan dari etnis berlainan tersebut memenggal tubuh korban  menjadi beberapa potong. Kepalanya ditenteng dan dipamerkan di jalan raya, atau ditendang seperti bola. Anehnya, pelaku pun tampak sangat berbangga serta bergembira dengan tindakan itu. Nyawa manusia seolah  menjadi tidak berharga di hadapan mereka yang bertikai.
Kesepakatan perdamaian selalu digalakkan pejabat setempat serta pemimpin dari kelompok yang bertikai. Namun, semua itu hanya manjur sesaat. Kalau terjadi lagi senggolan kendaraan bermotor, perkelahian antarwarga yang melibatkan warga yang kebetulan beretnis Melayu atau Dayak dengan Madura, kerusuhan tersebut berpotensi meletus kembali. Persoalan antarpribadi dengan mudah serta cepat dapat berubah menjadi konflik antar-etnis. Dalam sekejap konflik pun menjalar ke berbagai kawasan. Semua itu karena luka batin yang diderita selama ini belum mampu tersembuhkan, sehingga masyarakat juga dengan mudah terprovokasi dalam solidaritas sosial yang sempit.
   
BERDASARKAN catatan Prof Dr Syarif Ibrahim Alqadrie, Guru Besar Sosiologi Universitas Tanjungpura (Untan), konflik etnis di Kalbar sudah terjadi 12 kali. Sepuluh kali melibatkan Dayak dengan Madura,  yakni pada tahun 1962, 1963, 1968, 1972, 1977, 1979, 1983, 1996, 1997 dan 1999. Sekali antara Dayak dengan Tionghoa, yakni 1967. Kemudian dua kali Melayu dengan Madura, yakni tahun 1999 dan 2000.



Dari ke-12 kali konflik etnis tersebut, yang terdahsyat adalah pertikaian Dayak dengan Madura pada tahun 1996 dan 1997. Saat itu konflik yang berawal dari Kampung Sanggau Ledo menyebar ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Sambas, kemudian meluas hingga ke Kabupaten Pontianak, Sanggau dan Kodya Pontianak. Tragisnya, di mana dan kapan pun anggota dari kedua kelompok etnis ini bertemu cenderung saling kontak fisik atau saling membunuh.
   
 Setelah itu, menyusul pertikaian antara Melayu dan Dayak dengan Madura di Kabupaten Sambas pada tahun 1999. Konflik yang ini menjadi lebih parah, sebab ribuan masyarakat Madura di Sambas harus diungsikan ke berbagai lokasi di Kodya Pontianak dan Singkawang. Dan hingga kini,  pengungsi tetap dibiarkan bertahan dalam kamp pengungsian dan rumah keluarga sekaligus bergulat dengan 1.001 penderitaan.
   
Keinginan kembali ke Sambas pun ditolak penduduk asli. Relokasi yang dijanjikan pemerintah, baru sebagian kecil yang direalisasikan. Rekonsiliasi antara masyarakat Dayak, Melayu dengan Madura terkesan diambangkan penguasa, sehingga pengungsi Sambas benar-benar berada di dalam ketidakpastian masa depan.
   
Lebih menyakitkan lagi, ketika persoalan yang satu belum tuntas, lalu meletus lagi pertikaian yang sama yang melibatkan Melayu dan Madura di Kota Pontianak pada 25-27 Oktober 2000. Peristiwa ini seolah ikut memupuskan harapan pengungsi Sambas untuk melakukan rekonsiliasi dan kembali ke tempat asalnya di Kabupaten Sambas.
   
"Sepertinya ada pihak tertentu yang tak rela melihat masyarakat Melayu, Dayak dengan Madura di Sambas berdamai. Sebab fakta yang ada selama ini selalu memperlihatkan bahwa setiap kali pemuka masyarakat dari ketiga suku hendak tercapai kesepakatan, tiba-tiba saja meletus konflik baru baik berskala kecil maupun besar," tutur Muniran, tokoh masyarakat Madura.
   
Harus diakui, semakin beruntunnya konflik etnis di Kalimantan Barat, khususnya selama empat tahun terakhir, telah melahirkan bibit permusuhan antarkelompok masyarakat begitu subur berkembang. Benih kecurigaan telah bertebaran di mana-mana. Masyarakat sendiri semakin sulit membedakan persoalan pribadi maupun kelompok. Suasana hidup di  Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Pontianak dan Kota Pontianak pun menyerupai api dalam sekam.
   
Apabila dirunut ke belakang, sebetulnya masyarakat Madura dan Kalimantan Barat memiliki hubungan sejarah. Pada awal abad ke-18 saat  perang melawan Kerajaan Riau, sejumlah sukarelawan asal Madura yang tergabung dalam pasukan Kerajaan Mataram secara khusus ditugaskan ke Kalbar untuk membantu Kerajaan Sambas. Setelah pertempuran berakhir, sejumlah sukarelawan Madura tidak bersedia kembali ke tanah asalnya. Mereka memilih bertahan di Sambas, lalu menikah dengan gadis Melayu setempat.


Kedatangan berikutnya pada awal abad ke-20, sekitar tahun 1902. Setelah itu, eksodus masyarakat Madura secara swakarsa tersebut makin  marak hingga saat ini. Di Kalbar, mereka umumnya bekerja sebagai petani, buruh kasar, peternak dan pedagang. Pilihan pekerjaan ini  disebabkan tingkat pendidikan mereka rata-rata tidak tamat Sekolah Dasar (SD).
   
Di mata penduduk asli Kalbar, masyarakat Madura dinilai rajin, ulet dan terampil dalam memelihara tanaman serta hewan. Seekor sapi yang sebelumnya sangat kurus, setelah dipelihara serta dirawat orang Madura  selama beberapa pekan, langsung gemuk. Maka tak heran, kalau kebutuhan daging sapi di Kalbar sebagian besar dipasok masyarakat Madura setempat.
   
Di balik kelebihan ini, ternyata masih ada sederetan perilaku yang dinilai penduduk Kalbar sebagai hal yang negatif. Hal tersebut antara lain selalu menggunakan senjata tajam dalam menghadapi atau menyelesaikan konflik. Dan bagi penduduk asli, kalau salah seorang warganya terkena senjata tajam, maka harus diselesaikan secepatnya dengan upacara adat setempat, baik berupa pendinginan darah maupun  pergantian biaya obat-obatan. Di samping itu, pelakunya menjalani proses hukum.
   
"Inilah yang sering menjadi masalah, sebab orang Madura selalu tidak bersedia menjalani hukum adat. Bahkan, ketika pelakunya sudah ditahan polisi pun, mereka berusaha dengan segala cara supaya pelaku dibebaskan. Akibatnya, timbul kekecewaan dari keluarga serta kerabat korban. Mereka lalu membalasnya dengan melukai atau membunuh pelaku  atau kerabat pelaku. Kemudian meletuslah kerusuhan," tutur Slamet AG (62), pensiunan Polri. Lelaki asal Bantul, DI Yogyakarta ini sudah sekitar 30 tahun bertugas di Kalbar.
   
Arogansi lain dari beberapa warga Madura, tambah Prof Dr Syarif  Ibrahim Alqadrie, adalah cenderung membiarkan hewan piaraannya memasuki kebun milik orang lain. Batas lahan atau tanah pun digeser  semaunya. Kalau ditegur pemilik tanah yang dirugikan, langsung diancamnya dengan senjata tajam. Hasil pertanian dan barang dagangan orang lain pun diambil sesuai kehendaknya.
   
"Kalau dituduh mencuri, mereka berkilah bahwa pencurian hanya dapat dilakukan pada malam hari.Sedangkan pengambilan barang itu dilakukan siang hari," tutur Syarif Ibrahim yang sudah beberapa kali meneliti  kerusuhan sosial di Kalbar. Pelaku, katanya, umumnya mereka yang baru datang dari kampung asalnya di Madura.
   
"Maka, kerusuhan sosial di Sanggau Ledo, Sambas atau konflik etnis lainnya yang berskala kecil maupun besar selama ini di Kalbar adalah akumulasi dari kemarahan, kekecewaan, kebencian, keterhinaan, keterhimpitan, kepedihan maupun ketidakberdayaan. Hal itu merupakan implikasi dari semua pengalaman pahit yang dialami selama ini lewat berbagai perilaku preman yang menyakitkan," tambahnya.    

Kendati demikian, persoalan yang timbul adalah mengapa terjadi  penyamarataan terhadap setiap warga Madura? Tragisnya lagi, mereka  yang tidak bersalah atau beberapa perempuan atau lekaki Melayu dan Dayak yang sudah terasimilasi dalam perkawinan ikut menjadi sasaran  kebrutalan massa, serta dilarang menetap di Kabupaten Sambas.
   
"Terus terang, saya jadi tak mengerti lagi dengan kerusuhan di Sambas  tempo hari. Bayangkan, saya ini orang Melayu yang kebetulan beristrikan orang Madura. Tetapi, dalam kerusuhan Sambas, rumah kami dibakar oleh orang Melayu. Bahkan, sampai sekarang dilarang kembali ke Sambas. Apa salah kami?" tegas Thamrin (48), ayah enam anak yang kini menderita cacat pada kedua tangannya. Dia bersama keluarganya sedang pengungsi di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak. Di Sambas, mereka menetap di Desa Kawakan, Kecamatan Sejangkung.
   
Sejumlah masyarakat Madura mengakui ada sejumlah sesamanya yang agak kurang menyatukan diri dengan lingkungan masyarakat Kalimantan Barat. Namun, kenyataan ini tidak bisa digeneralisasikan semua warga Madura. Masih banyak orang Madura yang bersikap akomodatif, toleransi dan  selalu bersahabat dengan masyarakat suku lain di Kalbar.
   
Akar persoalan, kata mereka, terletak pada tak adanya kepastian hukum.  Kalau terjadi kecelakaan, pencurian atau perkelahian, aparat penegak hukum tidak serius menindaknya. Bahkan, memberi peluang bagi pelaku  terbebas dari segala tuntutan hukum. Sebagai kompensasi, mereka diberikan sejumlah uang.
   
"Bagi orang Madura, tawaran polisi ini pasti langsung disambut baik. Sebab tahanan dan penjara dalam pandangan orang Madura adalah  menyakitkan dan memalukan. Mereka rela menjual sapi beberapa ekor, yang penting sanak keluarganya dibebaskan," kata Haji Ramini, Ketua  Ikatan Keluarga Korban Kerusuhan Sambas (IK3S).
   
"Jadi, kalau mau jujur, aparat penegak hukum merupakan penyebab dari semua tragedi berdarah di Kalbar. Kalau oknum-oknum yang sering mengganggu ketenangan dan keharmonisan warga ditangkap, dan diadili, kemudian hukum pun benar-benar ditegakkan, takkan mungkin kasus yang menyerupai pembasmian etnis ini terjadi terus-menerus," tambahnya.
   
Salah satu bukti kasus Pontianak 25-27 Oktober 2000 lalu. Kasus itu hingga kini sepertinya hendak didiamkan, sebab belum satu pelaku utama atau provokator yang ditangkap atau diseret ke pengadilan. Sebanyak 13 berkas perkara yang dilimpahkan kepada Kejaksaan Negeri Pontianak pertengahan November 2000 silam, dengan pelakunya adalah mereka yang kedapatan membawa senjata tajam saat sweeping aparat TNI/Polri.
   
"Ketidakseriusan aparat Polri dalam mengusut, menangkap sekaligus menghukum pelaku serta dalang kerusuhan, berarti menyimpan bom waktu bagi masyarakat Kalbar. Sebab, tidak tertutup kemungkinan, peristiwa yang sama meletus kembali di waktu mendatang," tegas Muniran.
  
Ketidakadilan dan perilaku memang merupakan salah satu variabel utama  mendorong timbulnya konflik antaretnis di Kalbar. Namun kasus ini tak  berdiri sendiri. Apalagi peristiwa yang sama sudah terjadi 12 kali di  wilayah tersebut. Bahkan berpotensi untuk meletus lagi di waktu-waktu mendatang.
   
Syarif Ibrahim Alqadrie melihat kepemimpinan politik juga ikut memicu pertikaian. Pemimpin formal setempat, seperti gubernur maupun bupati dinilai belum mampu mengelola pluralitas etnik sebagai suatu kekuatan untuk memajukan kepentingan bersama. Sebaliknya, perbedaan yang ada diupayakan sedemikian rupa agar tidak rukun, sehingga dengan mudah diadu-domba untuk menimbulkan konflik horizontal. Strategi ini  merupakan bagian dari upaya mempertahankan kekuasaan dan memperkuat  posisi kepemimpinan.
   
Dalam teori konflik, jelas Syarif Ibrahim, kalau sebuah daerah atau  negara sering terjadi konflik, timbullah instabilitas keamanan dan sistem ketatanegaraan serta pemerintahan pun akan semakin lemah. "Keadaan demikian tentu sangat menguntungkan pemimpinnya. Kekuasaan tetap langgeng, dan semakin tidak tergoyahkan. Sebab konsentrasi warga lebih tertuju kepada bagaimana menjaga keamanan. Sebaliknya, kalau stabilitas keamanan terpelihara dengan baik, sebagian masyarakat pun akan menggoyang kedudukan pemimpinnya. Ini yang paling ditakuti para  pemimpin formal yang tidak merakyat," jelas Syarif Ibrahim.
   
Terlepas dari beragamnya pendapat soal latar belakang pertikaian etnis di Kalbar, namun satu hal yang pasti seluruh masyarakat selalu menginginkan ketenangan, kedamaian, persaudaraan, serta penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Ini berarti, perlu dilakukan rekonsiliasi ke arah perdamaian yang abadi antarkelompok etnis yang  bertikai. Dengan demikian, segala macam dendam, permusuhan maupun  konflik batin lainnya yang masih bersemi dalam sanubari masyarakat segera dimusnahkan.
   
Persoalannya, dalam rekonsiliasi menuntut keikhlasan, kejujuran dan rendah hati. Artinya, masing-masing kelompok yang bertikai harus jujur dan rendah hati mengakui kesalahan masa lalu. Kemudian dengan ikhlas saling memberikan maaf kepada kelompok lainnya seraya berjanji takkan mengulangi kesalahan yang pernah dibuatnya. Rekonsiliasi ini tidak hanya dilakukan di tingkat elite kelompok  etnis. Tapi juga harus digelar di lingkungan masyarakat terkecil, seperti Rukun Tetangga (RT) sehingga melibatkan partisipasi serta dukungan seluruh lapisan masyarakat.

Foto-Foto Ilustrasi Korban Kerusuhan Sambas (Maaf bukan foto yang sesungguhnya ya, pada waktu itu belum ada orang samabas yang memiliki kamera digital) 
Salam Damai...... PEACE



Related Posts

Comments
46 Comments

46 comments:

Unknown said...

ngeriiiiii

Robin PayTren said...

mas mas mas..... Fotonya jangan di Umbar......... Jangan ungkit luka, palagi kami sebagai generasi muda. Kami juga bingung kenapa orang yang tua tua tua tua tua........ Masih saja ga bolehin m***** k Sambas..........

Anonymous said...

Apapun hasil kerusuhan sambas itu yang pasti semuanya dirugikan,utamanya masyarakat sendiri walopun madura sudah dibilang tdk ada toh masih tetap miskin juga,penjahat semakin banyak,prilaku amoral meningkat,agama sangat berkurang,bangunan gereja meluber seantero sambas,,,,berarti masyarakat sambas kena tipu...

Unknown said...

terus terang jax...suku madure,memang dilarang masuk k kab.sambas.....

Anonymous said...

Msh leh tdk ya madura prgi k smbas. Gmna cba lw cwe madura dapat jdoh orag smbas.

BUNG SAPAR said...

saya dari suku madura di pontianak, saya salut sama mas yg telah membangun blog ini, ini bisa menjadi motivasi bagi anak muda seperti kami bersolidaritas antara suku satu dan suku yg lain nya, yah dalam kenyataan bagi saya sendiri apa bila ada org ngomong jelek tentang org madura krn tragedi sambas, siapa sih gak marah.pertanyaannya mengapa? karna itu suku kami, sebalik nya juga suku lain di kalbar, mereka juga akan marah, apabila sukunya di pandang sebelah mata. dan perkataan mas tadi juga benar tentang org madura yg apabila ada pertikaian sedikit langsung mengeluarkan senjata itu sangat betul sekali, saya mengakui itu.
sebenarnya sih menurut saya itu bukan jago, tapi sok sokan.
saya gak mendukung siapapun disini, saya hanya iri dgn org terdahulu dan sekarang di kota sambas bisa melihat pemandangan yg indah di kota sambas, saya sangat iri karna saya seorang potographer, dan sangat ingin kesana tp yah jujur aja saya sangat takut, dan itu jujur dr hati nurani saya, dan juga karna kebetulan temen" saya juga banyak keturunan melayu sambas jadi saya sering di PHP kan mereka tentang keindahan kota sambas.
pesan dari saya, jgn anggap kami hanya sebelah mata, kami bisa kok bersolidaritas antara suku manapun, hanya org madura yg bodoh aja yg menganggap suku lain itu musuh, malahan saya sama anak anak melayu sambas disini (PONTIANAK) bisa saling bercanda satu sama lain dan tertawa bersama.
semangat buat blog ini. smoga kata kata hati saya ini bisa membuka hati para orang", di sambas, suku dayak maupun suku melayu, terutama bisa membuka hati org MADURA di kalbar untuk saling bersolidaritas antar sesama manusia (Y)spirit

Unknown said...

kenapa sih gampangnya kita kena hasutan. padahal hasutan itu kan membawa kita kepd kehncurn. mngp kt tdk mncnth bagaimana khdpan nabi yg brtolak ansur dngn orang2 slain islam. mana harkatnya islam dimata kt?

Unknown said...

salam buat smuany. wahai sahbt2ku smuanya dimn ltknya kemanusian kt apabila kita hanya menuruti sifat kebinatngan kita. coba tnykn pd diri kt, sudah bruntungkh kita stlh kt brperang?

Unknown said...

Kesalahan bukan untuk diungkit kembali. Mari kita ambil hikmah dari peristiwa itu.
Mari saling berangkulan, bersama membangun kalbar.
Mudah2an mata ini tak akan lagi menjadi saksi peristiwa semacam itu.

Unknown said...

Ambil hikmahnya, agar sama sama menjaga tidak terjadi lagi cerita mcam itu. Jgn saling menyalahkan, itu smua adalah peringata dari Alloh, betapa saling menghargai itu penting.

bunk yoen said...

@lecchen

sip bro,,, makasih masukannye,,, sye dsitok hye bniat untok membangun negeri kite lbh baek kdepannye... artikel di atas sngaje sye posting biar kite tau sejarah masa lalu tetue kite, dak ada keinginan secuil pun untk mngulang sejarah kelam iye. tapi sejarah perlu juak kite pelajari biak dak terulang kembali kejahatan masa lalu.... postingan iye pun sngaje saye kutip dari koran KOMPAS biar lbh independen penyajian datanye.... mak tuak saye pun ade yang kawin dg org madura, sye juak bkwan baik dg orng2 madura... kalo orang madura mao maen ke sambas sye piker dak masalah soalnye saye sering bawa kawan sye ke kampong halaman bahkan sempat mampir ke keraton. cume kalo orang madura mao kembali lagi ke sambas saye piker saat itok maseh blm bise.... maklum aja bro memori mase lalu masih membekas di sebagian masyarakat orng sambas....

Anonymous said...

Aok...
Btol..

Anonymous said...

ya aku tau sedikit karakter madura tapi tidak mendalam soalnya masih muda....
........
...
..
.
....
soal tinggal itu urusan tuhan .. kalau tidak ada izin tinggal di bumi ya tuhan tinggal bilang terjadilah ... toh madura itu juga mahluk

Anonymous said...

Aku tak dapat komentar di forum malai lagi (by khan) CHAPTA nya mempersulit dan memihak pihak tertentu hahaha

Anonymous said...

tolong ya photonya di hapus saja.

Unknown said...

dah lah. jangan terus di umbar. takutnya nti ada yang tidak setuju, beda pendapat, atau salah paham mengartikan pendapat teman-teman malah jadi masalah.
saya juga setuju kalau foto yg di post kan itu dihapus. takutnya nti ada keluarga korban yg difoto itu melihat, malah emosi. karena saya yakin si korban2 itu msh mempunyai keluarga yg masih hidup dan masih mengenali wajah mereka.

Unknown said...

hidup bhenika tunggal ika.indonesia demokrasi.bukan anarki.kami warga kab.sintang mencintai perdamaian.

bunk yoen said...

Ma'kaseh atas semue masukannye,,, Demi kebaikan kite besame,,, Foto-foto yang dak semanggah ye dengan sannang ati saye hapus,,,, PEACE

Anonymous said...

Kalau nak numpang di negeri orang
Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,
Jangan tunjukan arogansi mu sebagai suku transmigrasi
Saya dari jambi juga merasa kalau orang² transmigrasi itu pada sok semua
Saya dukung melayu sambas dan dayak kalimantan
Salam dari melayu Jambi

Anonymous said...

Kapan² jawa pulak kita bantai
Kadang jawa ni bila dah tiba di negeri orang seolah olah die nak kuase
Kuda lumping dengan mudah die gelar pertunjukan
Bile die susah die tahan tundok kepala sampai ke tanah
Tapi bile die dah pandai pakai sepatu, kepala orang asli berani die pijak
Macam di lampung, hilang dah melayu lampung kini tu
Tapi itu tak kan terjadi di bumi melayu jambi sumatera
Orang transmigrasi berani nak kuase, boleh lepas kepala anak, cucu, mau pun embah embah kau

Robin PayTren said...

Tak boleh agik kerusuhan. Sayang anak istri yg cantek2...

Anonymous said...

kapan kalbar mau maju kl semua merasa paling benar sdri, apapun sukunya kl salah hukum harus dijunjung tinggi, lalu bangkit bangun kalbar buang jauh2 sikut menyikut utk mencapai tujuan krn kl cara itu yg dilakukan tunggu waktu sj utk ribut, tulisan ini cukup bagus sbg koreksi dan introspeksi diri spy membangun kekerabatan kalbar yg lbh baik lagi

Anonymous said...

bagi kami putra2 madura ,tak ada kata untuk damai dengan ras primitif anjing dayak iban,,kami akan membalas kasus di sambas dan sampit,,,putra2 madura akan melakukan serangan sangat brutal di seluruh kalimantan,, kalimantan harus menjadi milik madura...itu cita2 dan perjuangan seluruh rakyat madura...

Anonymous said...

FORMABES ( forum madura bersatu ) organisasi ini khusus di dirikan untuk menyerang kembali etnis dayak anjing diseluruh kalimantan ...persiapan untuk menuntut balas sudah di persiapkan dengan sempurna...tinggal tunggu waktu yg tepat madura akan membasmi seluruh etnis dayak anjing di pulau kalimantan....

Anonymous said...

nitip cina sekalian di basmi ya bro

Anonymous said...

bagi suku madura yg ingin balas dendam ,,,,silahkan datang lagi ke borneo....bawain sebanyak banyaknya orang madura...saya putra dayak kanayan ,,akan senangsekali ,,bisa mengayau lagi seperti dulu...lagian juga ini mandau kalo gak di pake bisa mubasir....jadi bagi madura datanglah sebanyak mungkin,,,,,dayak akan bikin monas dari tumpukan kepala madura yg menggelinding,,,kena tebas mandau terbang kami ....salam perang jilid 2 dari putra dayak.......

Anonymous said...

melayu, madura, bahkan segelintir dayak juga ada beragama islam..jangsn berperang sesama Islam, kerna cina india hindu buddha kristwn yg bertepuk tangan.. lihat saja malaysia.. dua partai melayu islam berpecah berbalahan, cina india bertepuk tangab sambil menguasai ekonomi dan membina legasi mereka.. anak2 Melayu indonesia berdarah pahlawan semua kapan kalian mau ke malaysia?mari bantulah kami memerangi kaum cina dan india ...dan seterusnya mari bersama kita membina ketamadunan Islam nusantara yg agung di bumi melayu (kemboja,pattani,malaysia,indonesia,filipina,brunei,dan borneo) ini amin..

Anonymous said...

Saya asli melayu sambas,Umat agama yg baik serta suku yg baik ialah org" yg bisa menghargai arti kasih sayang,cinta damai,rasa persatuan, yg lalu biar lah berlalu.ambil hikmah nya,mau dayak,melayu,madura,tionghoa ato suku lain ny kita hidup dlm satu tanah air,kita harus tetap satu. Yg harus kita lawan skg ialah kebodohan,kemiskinan Supaya negara kita lebih di hargai di mata dunia. Ingat kawan,skg zaman ny era globalisasi, berpikir harus maju. Percuma sekolah tinggi " klw mash punya pola pikir dlm menyelesaikan sesuatu masalah harus dgn cara membunuh.

alvin said...

Madura bajingan pelaku rampok maupun begal kalo gak dilawan malah diinjak injak,beraninya main keroyok atau main belakang.suka menguasai tempat org lain.dasar anjing kurap

alvin said...

Masak ajak memerangi etnis lain.dasar otaknya di pantat.yang betul itu ajak damai.makan tahi di wc aja dasar otak provokator

Eko Puji S said...

Sudahlah kau njing,,tak usah banyak cakap je,,macam kau ni paling bnar je,,tengoklah diri kau ndiri,tak usahlah jelek2an suku lain,,pantaslah negri ni tak maju2,,macam mana nak maju kalau provokator macam kau ni mash ade je,,,

Eko Puji S said...

Kepalamu tu isinya tai kah,,mkkir pake otak,kau cm numpang,,jangan bnyak lagak,,sdh otak ga ada,pantes ja mikirnya ga bisa,,begitukah ajaran muslim yg km tangkap selama ni,,aq muslim bro cm klo lht komentarmu ibarat ayat iblis yg sdh kau pelajari selama ni,,,

Eko Puji S said...

Ngomong apa sih Cong,,,mw jadi jagoan Lu,,,ga d jawa,jakarta,kalimantan,bikin keributan ja,,memangnya indonesia ni milik mbahmu pa,,,,mikir pake otak,jgn pake dengkul

Eko Puji S said...

Gwe ga peduli elu2 dr suku mana,,dayak,madura,jawa,melayu,cina atau apa ja,,,Yg bikin gw heran be dera elu sm2 merah putih,KTP lu sama2 indonesia,Anehnya betapa bodohnya kalian2 ni,,membuat tontonan menyenangkan buat negara lain,,,mempermalukan negara sendiri d mata negara ornag,sesama orang indonesia pnya hoby membunuh,bangga kah bs saling bunuh n menghilangkan nyawa,memang itu nyawa kalian yg buat??kalian yg memciptakan??sebegitu rendahkah harga nyawa di mata kalian yg suka membunuh,di mana letak kebanggaan,,apa kalian pikir hidup cm ada di dunia ja,,,mikirlah pake otak,jgn pake senjata,mikir Bro,,,di mana hati n pikiran kalian,gw ga bela suku2 tertentu,,krna kalian hnya bs memeprmalukan negara ini,,,negara ni sdh kacau,kalian sbgai generasi penerus bukanya memberikan yg terbaik,tp jstru memperburuk keadaan,,,

Anonymous said...

Silahkan, kalian yg jual, kami akan borong semuanya..

Ingat...kalian yg duluan mulai.

Jangan nak koar2 di sosmed, mandauku sudah siap, mari kita buktikan

Anonymous said...

Marii...Kami tunggu kedatangan kalian. setelah itu, Jangan pernah ada lagi yg namanya madura di pulau dayak..

Anonymous said...

Bagi yg mau balas dendam silahkan datang ke borneo jangan cuma koar2 disosmed, kita selesaikan perkara ini.
dan setelah itu jangn pernah harap ada lagi manusia dari ras suku yg tak tau di untung sudah di kasih hati malah minta jantung, tak pernah mengenal dan mau memahami apa itu "dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung" yg selama ini menjadi sampah di pulau borneo.
Mari....kita ulangi lagi, tak ada lagi kata sambutan yg ramah selain dari ujung mandau yg siap membuat kepalamu bertimbun menjadi pupuk ditanah dayak..

bunk yoen said...

Hmmmmmm,,,, Maaf nyan tok e saudare-saudare tang makin panas ajak komennye tok,,,, ade yang dihapus kallak ye,,,, dendam tak ade gune, ussah nak ulangek kesalahan yang same,,,, peace,,,, Meteor bassar yo bantar agek nak belabbik, Amerika udah banyak buat bunker, Inggris, Jerman, Rusia dan negara maju laingnye pun same juak, negare siggek pulau macam singapore pun udah siap,,,,, kitte tok nak nyiapkan ape,,,, Tullong pikerkan,,,, maseh sampatke nak sinyuccokkan sesame saudare e,,,, ayap-ayap....

Unknown said...

maaf sebelumya saya mau tanya pada kawan2 semua khususnya biak sambas.
seumpama suatu saat ada orang madura asli menikahi wanita sambas itu gmn?
apakah bisa di terima di lingkungan biak sambas?
salam damai dari saya orang madura.....

Unknown said...
This comment has been removed by a blog administrator.
bunk yoen said...

@husny mubaroq, terimakasih udah berkunjung...menurut hemat saya secara pribadi tok ie, menikahnye tak masalah, cuman dampaknye lumayan juak, siapkan mental lebih jak. sebab belum semua warga sambas bise nerima. trauma masa lalu masih menghantui, terutama bagi generasi yang pernah hidup berdampingan dengan suku anda pra konflik puncak. Kalo generasi muda nya insyaalah udah bisa mencair asalkan tau diri dan pandai berkolaborasi. Inti masalahnya adalah TRAUMA bro,, tidak mudah berdamai dengan masa lalu.... mohon maaf kalo menetap tinggalnye di sambas (berkeluarga, dll) sye pikir itu sulit,, kalo sekedar berkunjung, ziarah, dll saye rase udah ndak masalah.

Unknown said...

Betol bos..jangan nak provokasi lah

ganesha said...

Insya Allah Sambas Kalimantan Barat akan menerima lagi warga madura dalam waktu dekat ini

Aamiin Allahumma Aamiin

Salam damai dari bumi Arema

Anonymous said...

mau miskin kaya .yg pasti kami melayu tidak akan biar kan 1 anak keturunan madura coba coba masuk ke sambas
Apalagi mau coba coba jajah dipontianak.curi curi tanah berkavling di pinggiran kota pontianak di ambawang.tayan.desa kapur.kuala kuburaya.punggur kakap.perdamaian ujung kota baru............kami melayu dr sambas.pontianak akan menyerbu seluruh antero kota pontianak dan pinggiran nya
Jangan harap kami menerima kalian madura

Anonymous said...

Bagus bang
Saya melayu dipontianak
Mantau terus
Bahaya nih madura pelarian dr sambas .banyak kepontianak mereka galak curi tanah berkavling kavling dan kembang biak org mereka.terutama.di ambawang tayan.desa kapur.kuala kuburaya.punggur.kakap.pokok pinggiran pontianak yg banyak hutan habis digarap dicuri mereka

Saye nek kasik tau saudara ku melayu di sambas pemangkat dimane ja..serbuuu kote pontianak serta pinggiran e..dan buat raje keraton pontianak awasi tanah tanah pinggiran kote .dicuri bangse madure pencuri


KENALI JA MUKE ORG MADURE BANG QU..TOLAK USIR .JGN SAMPAI MEREKA KEMBANGBIAK DISANA .PEMANGKAT DAN SEKITARAN SAMBAS .....

Anonymous said...

Najis pemude melayu nek pacaran dekat cewek maduree..kayak dak ada cewek melayu aja.malah cewek melayu cantik cantik
Saya aja najis amit amit mau dekat dekat cewek madura .yang najis najis

Jangan mimpi mau bersatu sama orang melayu .... apalagi mau injak sambas
Kalian ada kampung di jawa timur sana .

Pontianak.Sambas.dan kota lain nya tempat org org melayu dan dayak

SEKALI LAGI JANGAN NGIMPI ORG ORG MELAYU MAU BERSATU MA MADURA

Passan Pala' Kesah

Awalnya blog ini dibuat hanya iseng untuk mendokumentasikan dan mengumpulkkan khazanah tanah kelahiran yang hampir terlupakan generasi muda. Berawal dari postingan permainan rakyat dan kamus mini bahasa Melayu Sambas, admin terus memperbaiki SEO dan postingan dan berupaya memenuhi apa yang diinginkan pembaca blog ini. Setelah di analisa, ternyata kebanyakan pengunjung blog ini mencari tentang sejarah kelam Sambas 1999.

Inginya blog ini difokuskan untuk sejarah, budaya dan segala sesuatu yang terkait dengan tanah kelahiran, namun pada perjalanannya admin banyak menemukan artikel menarik dan sengaja direpost disini untuk arsip pribadi. Sungguh sangat tidak disangka ternyata banyak juga pembaca punya ketertarikan yang sama dengan fenomena akhir zaman yang semakin nyata. Untuk saat ini admin akan fokus pada artikel tentang Dajjal dan Imam Mahdi yang dipastikan sebentar lagi akan tiba. Apabila pembaca menemukan artikel yang menarik haraplah berikan hujatan, celaan atau komentarnya...^_^

Jika ada yang tertarik untuk menjadi penulis di blog ini, atau tukar link sesama blogger, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi admin

Hariyono Al Kifri