18 March 2013

Basiyuni Imran Maharaja Imam Sambas

INDAH nian, sekiranya kira merenung dan menghayati liku-liku sejarah keperibadian ulama. Yang lalu belum tamat, disambung pula dengan ulama Sambas, Kalimantan, Indonesia dalam artikel ini. Pada 1963, ketika saya mengembara di Jawa, saya membeli buku berjudul, Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Mengapa Kaum Selain Mereka Maju yang diterjemah oleh K. H. Munawar Chalil daripada karya Amir Syakib Arsalan. Sejak itu nama Syeikh Muhammad Basiyuni Imran Maharaja Imam Sambas mulai terpahat pada ingatan saya.

Betapa tidak, kerana buku itu disusun adalah sebagai jawapan daripada pertanyaan ulama Sambas itu yang ditujukan kepada gurunya Saiyid Rasyid Ridha. Judul asli dalam bahasa Arab Limaza Taakhkharal Muslimun, wa limaza Taqaddama Ghairuhum? Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1966, di Kepulauan Riau saya mulai bergaul dengan adik ulama itu iaitu Pak Hifni Imran, salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.

Beliau pula memiliki banyak ilmu hikmat untuk berdepan dengan musuh. Pada 1968 – 1969 sebelum saya bertemu dengan Syeikh Muhammad Basiyuni Imran saya telah menemui dua orang adik beliau ialah Haji Maaz Imran, seorang ulama, dan adiknya yang bongsu Haji Muhammad Zuhdi Imran, juga ulama, ketika itu sebagai Kepala Kantor Jabatan Agama Kabupaten Sambas, Kalimantan, Indonesia. Haji Muhammad Zuhdi Imran adalah seorang yang fasih berbahasa Arab, ahli pidato dan luas pergaulan.

Mengenal Istana Sambas








Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah baratlaut sejauh 175 km, melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas.

Lokasi bekas pusat pemerintahan terletak di tepi kota Sambas. Di daerah pertemuan sungai Sambas, Sambas Kecil, dan Teberau, pada sebuah tempat yang oleh penduduk disebut Muare Ullakan (Desa Dalam Kaum) berdiri keraton Kesultanan Sambas.

Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di daerah pertemuan sungai pada bidang tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi membujur arah barat-timur.

Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan.

Keraton Alwatzihoebillah Sambas

Gerbang Masuk
Kalua anda mengunjungi Sambas jangan lupa untuk menyempatkan diri berkunjung ke Keraton Al-watzikhobillah Sambas, yang dibangun pada masa pemerintahan Raden Sulaiman yang bergelar Sultan Muhammad Syafi’uddin I.keraton ini memang sudah beberapa kali dibongkar,dan Istana yang ada sekarang sudah berumur sekitar 200 tahun dan beberapa kali mengalami perehaban.



Istana yang kokoh berdiri dipertemuan Tiga Sungai,yakni Sungai Sambas Kecil,Sungai Subah dan Sungai Teberau ,memang mempunyai sejuta kisah ,yang kadang tak dapat dicerna dengan akal. Raden Dewi Kencana, Ratu Keraton Sambas,mengungkapkan ,Keraton Sambas masih banyak memiliki benda Pusaka, diantaranya Tempat tidur Raja,Kaca hias,Seperangkat alat untuk makan Sirih,Pakaian kebesaran Sultan, Payung Ubur Ubur, Tombak Canggah, Meriam Beranak, Pedang Sultan, Tempayan keramik dari Cina dan kaca Kristal dari Inggris dan Belanda.

Benda yang masih dikeramatkan hingga sekarang yakni meriam beranak.
Setiap ada sesutu yang akan terjadi meriam itu bisa saja raib/menghilang entah kemana, tapi bisa kembali dengan sendirinya.Meriam itu jumlahnya tujuh buah dan diberi nama : Raden Mas,Raden Putri ,Raden Sambir,Raden Pajang,Ratu Kilat,Pangeran Pajajaran dan Panglima Guntur.

Passan Pala' Kesah

Awalnya blog ini dibuat hanya iseng untuk mendokumentasikan dan mengumpulkkan khazanah tanah kelahiran yang hampir terlupakan generasi muda. Berawal dari postingan permainan rakyat dan kamus mini bahasa Melayu Sambas, admin terus memperbaiki SEO dan postingan dan berupaya memenuhi apa yang diinginkan pembaca blog ini. Setelah di analisa, ternyata kebanyakan pengunjung blog ini mencari tentang sejarah kelam Sambas 1999.

Inginya blog ini difokuskan untuk sejarah, budaya dan segala sesuatu yang terkait dengan tanah kelahiran, namun pada perjalanannya admin banyak menemukan artikel menarik dan sengaja direpost disini untuk arsip pribadi. Sungguh sangat tidak disangka ternyata banyak juga pembaca punya ketertarikan yang sama dengan fenomena akhir zaman yang semakin nyata. Untuk saat ini admin akan fokus pada artikel tentang Dajjal dan Imam Mahdi yang dipastikan sebentar lagi akan tiba. Apabila pembaca menemukan artikel yang menarik haraplah berikan hujatan, celaan atau komentarnya...^_^

Jika ada yang tertarik untuk menjadi penulis di blog ini, atau tukar link sesama blogger, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi admin

Hariyono Al Kifri