Siapa yang tidak kenal dengan kitab Ihya' Ulumiddin ? Kitab fenomenal karya hujjatul islam Imam Ghazali ini sangat dikenal di seantero negeri. di pesantren-pesantren salaf, kitab ini menjadi rujukan dan kajian utama dan "makanan" sehari-hari para santri. Di kalangan ulama tasawuf, kitab ihya' juga menjadi kitab rujukan utama dari berbagai aliran thariqah yang ada. Namun demikian, ada sebagian kelompok yang mengingkari kitab ihya' ini dengan mengatakan bahwa di dalamnya banyak sekali hadist dhaif. Padahal jumhur ulama sepakat bahwa hadist dhaif masih dapat digunakan untuk berhujjah khususnya yang berkaitan dengan fadhailul 'amal.
Terlebih dengan ulama sekaliber imam Ghazali, tentu saja tidak serampangan menggunakan hadist dan dalam membuat karyanya tersebut. Beliau sangat berhati-hati dalam menulis karyanya tersebut. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Habib Muhammad Luthfi bin Yahya bahwa sebelum dimasukkan dan ditulis ke dalam kitab ihya', Imam Ghazali senantiasa konsultasi dulu secara bathiniyah dengan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. dan ini yang di kalangan sufi merupakan sesuatu yang lumrah sementara di luar mereka sangat sulit untuk mempercayainya.Seperti kisah seorang ulama bernama Abul Hasan Ali bin Harzahim al-Faqih atau lebih dikenal dengan al-Maghrabi yang mengingkari kitab Ihya'. Berikut kisah selengkapnya yang dikutip dari kitab ta'rifil ahya' bifadhailil ihya':
"Dikisahkan bahwa Abul Hasan Ali bin Harzahim al-Faqih adaah orang yang sangat mengingkari kitab ihya' ulumiddin. Saat itu dia adalah orang yang sangat ditaati dan didengarkan kata-katanya oleh masyarakat luas. Maka dia memerintahkan para santriny untuk mencari dan mengumpulkan naskah-naskah kitab ihya' dan dia bermaksud untuk membakar naskah-naskah kitab ihya' tersebut di masjid jami' pada hari jumat.
Dan ternyata pada malam hari jumatnya dia bermimpi seakan-akan sedang masuk ke masjid jami'. tiba-tiba di situ dia bertemu nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersama Abu Bakar dan Umar, dan Imam Ghazali juga sedang berada di hadapan nabi. Ketika Ibnu Harzahim datang, Imam Ghazali berkata, "Ya Rasulullah, dialah orangnya yang memusuhiku. Jika yang benar adalah seperti yang dia yakini, maka aku bertaubat kepada Allah. dan jika yang benar adalah apa yang aku tulis, karena mengharap berkahmu dan mengikuti sunnahmu, maka ambilkan untukku hakku dari orang yang memusuhiku."
Kemudian Abu Bakar berganti membuka dan memandangi isinya. Demikian juga Umar, yang keduanya sama-sama berkomentar bagus. Maka Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar baju al-Faqih Ali bin Harzahim dilepas untuk menerima cambukan dan hadd (hukuman) sebagai pembohong. Ketika sampai cambukan kelima Abu Bakar meminta tolong untuknya dan berkata, "Ya Rasulullah, barangkali dia mengiria telah mengikuti sunnahmu dan ternyata ia keliru." Dan imam Ghazali berkenen serta menerima permintaan tolongnya Abu Bakar. Sampai disitu bangunlah Ibnu Harzahim dan di punggungnya terdapat bekas cambukan. Lalu ia memberitahukan hal tersebut kepada kawan-kawannya dan ia pun bertaubat kepada Allah atas keingkarannya terhadap imam Ghazali dan beristighfar kepada-Nya. Selama beberapa waktu Ibnu Harzahim masih merasakan kesakitan dari bekas cambukan itu. Maka iapun mengiba (tadlarru') kepada Allah dan memohon pertolongan Rasulullah sampai suatu ketika ia bermimpi lagi bertemu beliau yang datang kepadanya dan mengusapkan tangannya yang mulia pada punggungnya. Maka sembuhlah ia dengan izin Allah. Kemudian setelah itu ia menekuni mengkaji kitab Ihya' dan lewat itulah Allah memberikan futuh kepadanya serta memperoleh ma'rifatullah dan menjadi salah satu seorang pembesarnya para masyayikh, menjadi orang yang ahli ilmu dan ilmu bathin. Rahimahullah.
===Demikianlah Kisah Teladan kita di pagi ini Semoga bermanfaat===