Kemunculan IMAM MAHDI AS menurut JABER BOLUSHI
Pada suatu malam, ketika Jaber Bolushi mulai menulis sebuah buku, ia
memohon petunjuk kepada Allah agar tidak memisahkannya dengan keluarga Nabi SAW
dan menjadikannya sebagai salah seorang pembantu Imam Mahdi. Usai memanjat doa,
ia pun tertidur pulas, kemudian bermimpi.
Dalam mimpinya, ia melihat dua rembulan di langit. Saat itu, seluruh
manusia tengah tertuju matanya ke dua rembulan itu, melalui televisi.
“Tiba-tiba dua rembulan itu menyatu menjadi satu bulan. Lalu, bulan itu
bergerak ke tengah langit, tepat berada di kepala. Tiba-tiba, bulan itu
terbelah dan keluarlah cahaya yang sangat terang. Lalu, aku terbangun,” ungkap
Jaber Balushi, seperti ditulis di bukunya, yang berjudul Dzuhur al-Mahdi’am
2015 Nubu’ah Qur’aniyah.
Buku terbitan tahun 2006, diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia,
September 2007 oleh Penerbit Papyrus, dengan judul “Oktober 2015 Imam Mahdi as
Akan Datang”. Siapakah Jaber Bolushi, penulis buku ini, belum terungkap secara
jelas. Dalam situs pribadinya pun lebih banyak yang dipajang, koleksi foto
pribadinya. Memang, buku yang mengupas Imam Mahdi sudah banyak bertebaran, baik
dari kalangan ulama Syiah atau Sunni. Sebagian besar ulama meyakini kehadiran
Imam Mahdi, yang kemudian disusul turunnya Isa al Masih. Namun, tak satupun
berani membuat ramalan kapan Imam Mahdi akan muncul.
Tapi, bagi Jaber Bolushi berbagai petunjuk soal kedatangan Imam Mahdi as
sudah diulas dalam Al Quran. Tak hanya soal misteri Al Mahdi as, berbagai
ramalan lainnya, ia ungkap kematian Sadam Hussein, meletusnya Perang Dunia III
pada tahun 2014, ancaman Asteroid yang akan menabrak bumi pada 2014, terjadinya
bencana besar di Jazirah Arab pada tahun 2014, direbutnya Al Quds oleh kaum
muslim tahun 2022 hingga turunnya Isa al masih pada tahun 2018.
Semua ramalan Bolushi merujuk pada rahasia bilangan 19, seperti yang
ditemukan Sayyid Bassa Jarrar dan menggunakan perhitungan angka dengan metode
al Jumal al Taqlidi dan al Jumal al shaghir.
Bilangan 19 adalah jumlah huruf yang terdapat pada kata Basmallah. Bilangan
19 merupakan bilangan primer dala system matematika, karena terdiri dari angka
terkecil 1 dan angka terbesar 9. Beberapa keistimewaan bilangan 19 dalam Al
Quran, diantaranya kata Allah terulang dalam Al Quran sebanyak 2698 kali
(19X142), kata Rahman terulang dalam Al Quran sebanyak 57 kali (19X3) dan kata
Rahim terulang dalam Al Quran sebanyak 114 (19X6).
Menurut Imam Ali bin Abi Thalib as, setiap yang berada pada Al Quran,
terhimpun pada surat Al Fatihah. Dan setiap yang ada pada al Fatihah, terhimpun
pada kalimat Basmallah. Dan setiap yang ada kalimat basmalah, terhimpun pada
huruf Ba. Dan, setiap yang ada pada huruf Ba, terhimpun pada titik yang berada
di bawah huruf tersebut. Karena itulah, Bolushi yakin berbagai misteri ini bisa
dipecahkan dengan merujuk pada ayat Al Quran.
Kehancuran Negara Israel
Bolushi meyakini Negara Israel akan hancur pada tahun 2022 M. Karena,
merujuk pada surat al Isra’, jika dihitung mulai dari ayat kedua hingga ayat
ketujuh-yang membahas bani Israil, maka jumlahnya 76 kata. Angka ini menujukan
penanggalan Masehi jadi 74 tahun. Jika angka 74 ini ditambah dengan tahun
berdirinya Negara Israel pada 1948, maka hasilnya 2022. Inilah tahun yang
diperkirakan Negara Israel akan hancur dan Masjid Al aqsa direbut kembali oleh
umat Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi as. Pembebasan Masjid Al Aqsa tahun
2022 M bertepatan dengan tahun 1444 H. Tahun hijriyah ini bisa didapatkan
dengan melihat kata “wa yadkhulu” artinya mereka masuk, dalam surat al Isra. Kata
ini berada pada urutan 76 jika dihitung dari ayat 2, yang membahas Bani Israil.
Jika angka 76 dikalikan dengan 19 (misteri bilangan dalam Al Quran), maka
hasilnya 1444, yang merupakan tahun pembebasan Masjid Al Aqsa dalam hitungan
hijriyah.
Bolushi juga meneliti Surat Al Maidah yang terdiri dari 120 ayat. Di
dalamnya, ada beberapa ayat yang menceritakan tentang bani Israil. Tepatnya
dari ayat ke-12 sampai ayat 26. Kalau dihitung dari ayat 21 dalam kalimat
udkhulul ardhal muqaddasah (dan masuklah ke negeri yang disucikan, yaitu
Palestina, red), maka menurut perhitungan al Jumal al Taqidli, hasilnya 1914.
Angka ini sama dengan masuknya kembali bangsa Yahudi ke tanah Palestina.
Jika kita menghitung lagi ayat 26 surat Al Maidah, yang artinya “maka sesungguhnya
negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, dan selama itu
mereka akan berputar-putar di muka bumi”, maka hasilnya menurut perhitungan al
Jumal al Taqlidi, adalah 2636. Jumlah ini sama dengan jarak tahun antara
kehancuran kerajaan Israel di tahun 722 SM hingga permulanaan tahun migrasi
bangsa Yahudi ke Palestina yaitu di tahun 1914 (1914+722=2636).
Begitu jika kita menghitung jumlah surat Al Maidah mulai ayat 1 hingga ayat
26, tepat pada kata yatihuna fil ardhi, maka hasilnya adalah 722 kata. Tahun
722 SM merupakan tahun kehancuran kerajaa Israel pertama di tangan bangsa
Assyiria. Dan, jika dikalikan dua, maka hasilnya 1444. Itulah tahun hijriyah
yang diprediksikan jadi tahun kehancuran Israel yang kedua. Surat Al Maidah
termasuk yang banyak dikaji Bolushi. Di ayat 12 sampai 26 banyak bercerita
tentang Bani Israil. Jika dihitung nilai ayat 21, dari kalimat Udkhul ardha al
Muqaddasah berdasar perhitungan al Jumal al Taqlidi, maka didapat angka 1914.
Itulah tahun masuknya kembali bangsa Yahudi ke tanah Palestina. Jika diteliti
ayat 55 dan 56 yang bicara tentang keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib as, maka
jika 55 dikalikan 56 hasilnya 1045. Angka ini sama dengan selisih jarak
masuknya Yahudi ke Palestina dan kelahiran al Mahdi pada tahun 869 M
(1914-869=1045)
Masih dalam surat Al Maidah di ayat 22, dimulai pada kata Lan nadkhuluha
hatta yakhruju, jika dihitung berdasar al Jumal al Taqlidi, berjumlah 2008.
Angka ini menunjukkan bangsa Palestina akan terusir dari tanah mereka (tepi
barat). Ayat tersebut bisa ditafsirkan bahwa bangsa Yahudi yang tinggal di luar
Israel ridak akan bisa masuk ke Palestina sampai mereka menentukan garis batas
Negara. Petunjuk ayat ini cocok dengan kenyataan saat ini, Israel tengah
bersepakat untuk menetapkan program perluasan empat pemukiman Yahudi di Tepi
Barat. Karena itulah, Perdana Menteri Ehud Olmert berkunjung ke Gedung Putih
untuk mendapat dukungan, berkaitan dengan penentuan garis batas akhir Negara
Israel.
Israel tidak hanya mengusir bangsa Palestina, juga akan menghancurkan
Masjid Al Aqsa, untuk membangun Haikal Sulaiman. Diprediksikan akan terjadi
pada tahun 2019. Bolushi bersandar pada ramaah bible dan Al Baqarah ayat 114.
Berdasar ramalan Injil, penemuan Haikal Sulaiman terjadi pada 42 bulan, atau 1260
hari, atau 3,5 tahun, sebelum perang armagedon. Dalam prediksi sebelumnya,
armagedon yang berakhir dengan pembebasan Masjid Al Aqsa terjadi pada tahun
2022. Jadi, penghancuran al Aqsa pada awal 2019. Angka ini sama dengan jumlah
kata dalam surat Al Baqarah dai ayat pertama sampai ayat 114, yang membahas
tentang kaum yahudi.
Asteroid Menghancurkan Bumi
Bolushi meneliti jumlah surat al Isra’ dari ayat 1 sampai 7, jika dihitung
hasilnya berjumlah 2014. Ada apa dengan angka 2014?
Kejadian yang dikhawatirkan di tahun itu, berdasarkan laporan para ahli
astronomi adalah asteroid akan menabrak bumi, dan mengakibatkan bencana besar.
Seperti dilaporkan Near Earth Object Centre, para astronom AS telah menemukan
asteroid berukuran besar yang mendekati bumi dengan kecepatan tinggi,
diperkirakan akan menubruk bumi pada tangal 21 Maret 2014, seperti dilansir
kantor berita BBC.
Menurut Badan Antariksa Inggris, asteroid ini awalnya berada dalam jarak
aman dari bumi, yang beredar di antara Planet Mars dan Jupiter. Karena gaya
gravitasi dari planet besar seperti Jupiter, mengakibatkan asteroid tertarik
keluar dari porosnya dan mulai mendekati bumi. Tidak akan berbenturan dengan
bumi namun berpapasan dengan bumi, kira-kira dalam jarak 1,2 kilometer dari
atmosfir.
Seperti dilansir kantor berita Reuter, Badan Antariksa Amerika (NASA),
sudah ancang-ancang mengeluarkan dana sekitar 300 juta dollar AS untuk
membelokkan asteroid yang panjangnya 140 meter ini. Dibutuhkan waktu sekitar 12
hari, namun keberhasilannya tergantung jenis batuan yang menyusun asteroid dan
sudut kerjanya.
Meski tak bertabrakan, namun peristiwa itu berakibat pada perubahan cuaca
yang sangat drastic dan akan terjadi curah yang sangat lebat hingga 50 hari,
yang berakbat meluapnya sungai Eufrat dan membanjiri kota Kufah. Itulah bencana
dahsyat yang terjadi di jazirah Arab, setahun menjelang kedatangan Imam Mahdi,
yaitu pada tahun 2014.
Ancaman Asteroid sudah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAWW dalam hadistnya
“akan muncul bintang dari timur yang bercahaya bagaikan cahaya bulan, kemudian
berbelok hingga saja kedua sisisnya bertemu, kemudian mega merah akan
bertebaran di langit…” Peristiwa ini juga sempat diceritakan dalam khotbah Imam
ali bin Abi Thalib as, yang menjelaskan fenomena alam sebelum kedatangan Imam
Mahdi, “…..Maka perhatikanlah sepuluh tanda kemuculannya. Yang pertama adanya
bintang yang berekor, lalu terjadilah kekacauan dan kepanikan ( diantara
penduduk bumi) dan di antara tanda-tanda kemunculannya adalah sesuatu yang
aneh”. Setelah itu muncullah dari kami “bulan yang bercahaya” dan “ditutup
dengan kalimat tauhid.”
Kedatangan Imam Mahdi
Menurut perhitungan Jaber Bolushi dengan rujukan hadist, sejarah dan
penemuan ilmiah, Imam Mahdi akan dating pada tahun 2015. “Saya mengajukan
banyak argumentasi dan sandaran berupa ayat-ayat Al Quran, seperti surat al
Fatihah, al maidah, al Isra, dan al Kahfi, untuk mendukung dan memperkuat
kesimpulan ini”, tulisnya.
Bolushi merujuk berbagai hadist dan riwayat dari ahlul bait. Sebagaimana
keyakinan Syiah, Imam Mahdi as sudah dilahirkan. Ia adalah Muhammad putranya
Hasan al Askari lahir pada hari Jumat 15 Syaban 255 H atau 869 M. Beliau
menggantikan ayahnya, yang mangkat pada hari Jumat Rabiul Awal 260 H, atau
bertepatan dengan 1 Januari 874 M.
Pada masa hidupnya, Imam Mahdi as, telah mengalami dua kali ghaib. Gaib
yang pertamaterjadi pada tahun 265 H atau 879 M, biasa disebut gaib as sughra
(gaib singkat), sedangkan gaib kedua, biasa disebut gaib al Kubra (gaib
panjang), dimulai pada tahun 329 H atau 941 M. Jika dihitung dari masa gaib
panjang, Imam Mahdi sudah menginjak usia 72 tahun.
Bagi kaum Syiah, siapakah Al Mahdi as sudah tak diperdebatkan lagi. Karena,
merujuk pada hadist Nabi SAWW seperti disampaikan oleh Imam Ali bin Abi Thalib
as, “Rasulullah telah mengabarkan kepadaku bahwa pemimpin-pemimpin kebenaran
terdiri dari 12 orang imam, 9 orang diantaranya adalah keturunan Husain, Nabi
SAWW pernah bersabda bahwa ketika bermi’raj ke langit, beliau menyaksikan
tulisan yang tertera pada tiang arasy, “tiada Tuhan melainkan Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, aku menguatkan dan memenangkannya dengan Ali”
Rasulullah melihat dua belas cahaya seraya bertanya, “Duhai Tuhanku”,
cahaya siapakah ini? Lalu terdengarlah seruan. “Wahai Muhammad, ini adalah
cahaya dari Imam dari keturunanmu” lalu aku (Imam Ali) bertanya Ya Rasulullah,
dapatkah engkau sebutkan nama mereka? Rasul menjawab, “engkau adalah Imam dan
Khalifah sepeninggalku, menunaikan janji-janjiku, dan sepeninggalmu terdapat
dua putramu Hasan dan Huesin, lalu Ali Zainal Abidin lalu putranya Muhammad
yang dijuluki al Baqir, lalu dilanjutkan putra Muhammad yang bernama Ja’far
yang dijuluki al Shadiq, lalu Musa yang dijuluki Al Kadzim, lalu Ali yang
dijuluki al Ridha, lalu Muhammad yang dijuluki al Zaki, lalu Ali yang dijuluki
al Naqi, lalu Hasan yang dijuluki Al Amin, lalu sang penegak keadilan, dia
adalah keturunan Husain. Namanya, seperti namaku, wajahnya paling mirip
denganku. Ia akan memenuhi dunia dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi
kedzaliman”,
Berdasarkan Muhammad al Baqir as, Sesungguhnya Imam mahdi as akan berkuasa
selama 309 tahun, sebagaimana lamanya Ashabul Kahfi bersembunyi dalam gua.”
Maka kisah Imam Mahdi disamakan dengan kisah ashabul kahfi. Dalam surat Al
Kahfi, jika dihitung mulai dengan ayat 9 hingga ayat 25, maka berjumlah 309
kata. Jumlahnya sama dengan masa tidur ashabul kahfi, berdasarkan tahun
Hijriyah, sedangkan berdasarkan tahun Masehi selama 300 tahun.
Bukti lainnya, menurut Bolushi, rentang antara masa kelahiran Nabi Muhammad
SAWW di tahun 569 M, sampai masa kelahiran Imam Mahdi as pada tahun 869 M,
berjumlah 300. Angka ini sama dengan masa tidur Ashabul Kahfi, berdasarkan
hitungan tahun Masehi. Rentang masa antara wafatnya Nabi Muhammad SAWW (632M)
dan masa gaib panjangnya Imam Mahdi as pada tahun 941M, selisihnya 309 tahun,
ini sama dengan masa tidurnya Ashabul Kahfi berdasarkan perhitungan tahun
Hijriyah.
Dalam surat al Kahfi, sejarah Ashabul Kahfi mulai diceritakan di ayat ke-9,
dan jika dihitung jumlah kata dari ayat pertama hingga kedelapan, berjumlah 79
kata. Sementara itu, usia Imam Mahdi as, dimulai kelahirannya 869M, hingga gaib
panjang pada 941 M, hasilnya 72 tahun. Jika 79 dikurangi 72 hasilnya 7-angka
ini sama dengan berbagai hadis nabi yang mengatakan bahwa Imam Mahdi as akan berkuasa
selama kurun waktu 7 tahun. “Al Mahdi as adalah dari keturunanku, dia memenuhi
bumi dengan keadilan sebanyak bumi sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman. Ia
akan berkuasa selama 7 tahun (hadis)”.
Namun, menurut Bolushi, tujuh tahun yang dimaksud bukan sejak Imam Mahdi as
muncul hingga wafat hanya selama 7 tahun, tapi perjuangan Imam Mahdi as
membebaskan Masjid Aqsa dari Yahudi, selama 7 tahun, yaitu pada tahun 2015 imam
Mahdi mulai berusaha merebut Yerusalem dari Israel, dan kembali ke pangkuan
umat muslim pada tahun 2022 atau 1444 H.
Imam Mahdi as muncul pada tahun 2015, berdasar rujukan surat al Isra ayat 1
sampai 7, dan ayat 104 yang bercerita tentang Isra’ Mi’raj dan bani israil,
maka jumlahnya 1383 kata. Jika ditambah tahun wafatnya Nabi SAWW, yaitu 632 M,
hasilnya 2015. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Said bin Jubair,
“Setahun sebelum kedatangan al Mahdi as akan terjadi hujan lebat selama 24 jam.
Kalian akan merasakan dampak sekaligus keberkahannya. Bencana ini berarti
terjadi pada tahun 2014, sebelum kedatangan al Mahdi as, dan cocok dengan
perkiraan para ahli, yang pada tahun itu, hampir terjadi benturan asteroid
dengan bumi, yang berakibat hujan sangat lebat.
Dari berbagai hadis riwayat yang bersumber dari keluarga Nabi, Imam Mahdi
as akan dating pada hari Jumat atau Sabtu, tanggal 10 Muharram. Jika dihitung
penanggalan di tahun 2015, maka bertepatan pada 23 Oktober 2015.
Turunnya Isa al Masih
Dalam surat An Nisa ayat 158, sebelum hari Kiamat, kaum Yahudi dan Nasrani,
sebagian ada yang beriman kepada Nabi Isa, dan sebagian lagi akan
mengingkarinya. Jika dihitung berdasar al Jumal Al Taqlidi, maka nilai ayat itu
1440. Angka itu jika dinilai sebagai tahun hijriyah, maka bertepatan dengan
tahun 2018 M. Jika dihitung jumalh kata pada ayat 2 surat al Isra sampai ayat
105 maka hasilnya1449. Angka itu sama dengan jumlah tahun mulai kelahiran Nabi
Muhammad SAWW, yaitu 569 M sampai munculnya Nabi Isa (2018-569=1449)
Perang Dunia Ketiga
Perang dunia menjadi salah satu tandanya kemunculan al Mahdi as. Bolushi
meneliti kotbah Imam Ali bin Thalib as, yang menutip surat al Anbiya ayat 15.
Setelah dihitung berdasarkan al Jumal al Taqlidi, berjumalh 1435, jika
dijadikan tahun Hijriyah, bertepatan dengan 2014 M. Dari berbagai riwayat ahlul
bait, disebutkan bahwa sebelum kedatangan Imam Mahdi, dunia akan diliputi
ketakutan yang mencekam dan kelaparan.
Hudzaifah al yamani ra meriwayatkan, bahwa “Sesungguhnya Nabi SAWW pernah
menyebutkan akan terjadi fitnah antara timur dan barat, dan kita pun akan
mendapatkan ujian itu, yaitu munculnya Sufyani dari bukit tandus. Ia akan
berkuasa di Damaskus, kemudian mengutus dua bala tentara. Tentara pertama
diutus ke Timur, sedangkan tentara kedua diperintahkan menuju Madinah. Ketika
mereka tiba di Babylonia, tepatnya di sebuah kota yang dilaknat, mereka
membunuh lebih dari 3.000 jiwa, dan memperkosa lebih dari 100 kaum wanita.
Mereka menyembelih 300 kambing milik kaum Bani Abbas”.
Munculnya Sufyani menjadi salah satu pertanda munculnya Imam Mahdi as. Ia
adalah keturunan Abu Sofyan yang memerangi Imam Ali bin Abi Thalib as dan
keturunan Yazid bin Muawiyah yang memerangi Husain bin Ali as. Sedangkan
Sufyani memerangi Imam Mahdi.
Berbagai pertanda yang merujuk pada Al Quran dengan mengungkap rahasia
bilangan dikupas dalam buku Jaber Bolushi secara detail. Berbagai rujukan baik
hadist maupun riwayat yang dipakai Bolushi dari kalangan Syiah yang tentunya
tak dijadikan sumber oleh kalangan Sunni. Bahkan, sebagian ulama ada yang
menilai seluruh hadis yang berkaitan dengan Imam Mahdi diragukan kesahihannya,
seperti yang diulas oleh Dr. Abdul Mu’in Al Nimr, dalam bukunya “Imam Mahdi,
Syiah dan Duruz: Sejarah dan Fakta”, terjemahan pakar hadis Prof. Dr. Mustafa
Ali Yaqub.