45 Nama-Nama yang Akan Duduk di Kursi Parlemen DPRD Kota Pontianak Periode 2014-2019 |
Pileg di Pontianak
* Jumlah pemilih : 425.646 orang
* Partisipasi pemilih : 314.313 orang
* Tingkat partisipasi pemilih : 73,8 persen
* Tingkat partisipasi pemilih meningkat signifikan dari Pilwako Pontianak 2013 yang tercatat 63,2 persen
* KPU Kota Pontianak menargetkan partisipasi pemilih sekitar 75 persen
* Jumlah pemilih : 425.646 orang
* Partisipasi pemilih : 314.313 orang
* Tingkat partisipasi pemilih : 73,8 persen
* Tingkat partisipasi pemilih meningkat signifikan dari Pilwako Pontianak 2013 yang tercatat 63,2 persen
* KPU Kota Pontianak menargetkan partisipasi pemilih sekitar 75 persen
Klik Gambarnya untuk Memperbesar |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : Partai NasDem |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : PKB |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : PKS |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : PDI Perjuangan |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : Partai Golkar |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : Partai Gerindra |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : Partai Demokrat |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : PAN |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : PPP |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : Partai Hanura |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : PBB |
Rekapitulasi Pemilu Legislatif 2014 Kota Pontianak : PKPI |
DEWAN KOTA TANPA PKS
PONTIANAK POST (23/4) - Pelaksanaan pemilihan umum DPR, DPD, dan DPRD yang dilaksanakan 9 April lalu menjadi pertarungan terburuk bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Pontianak. Hasil rekapitulasi pleno Komisi Pemilihan Umum memastikan tak ada satu pun caleg dari partai berbasis Islam itu yang duduk di DPRD Kota Pontianak.
Perolehan suara PKS pemilu kali ini jauh menurun jika dibandingkan dengan pemilu 2009. Pada pemilu lima tahun lalu, partai bergambar bulan sabit dan untaian padi tegak lurus memperoleh suara sebanyak 23 ribu lebih dan berhasil menempatkan empat kursi dengan satu unsur pimpinan. Sementara untuk Pileg 2014 perolehan suara hanya 19 ribu lebih yang berdampak pada tak satu pun caleg yang diusung terpilih sebagai wakil rakyat.
Nasib malang yang dialami PKS tidak dirasakan Partai Persatuan Pembangunan Kota Pontianak. Partai yang diketuai Sutarmidji ini bertahan dengan perolehan empat kursi. Hasil yang sama diperoleh pada pemilu lima tahun lalu.
“Lima tahun mendatang DPRD Kota Pontianak non-PKS,” kata Ketua DPD PKS Kota Pontianak, M Arief ketika ditemui di kantor partainya Selasa (22/4). Menurut dia, hasil pemilu kali ini sangat mengejutkan pihaknya. Pasalnya rancangan untuk memenangkan partai dan caleg sudah dilakukan sejak empat tahun lalu. “Kami sudah membentuk badan pemenangan. Prediksi masing-masing daerah pemilihan dapat kursi. Ternyata apa yang terjadi pemilu kali ini di luar prediksi,” ucapnya.
Menurut dia, berbagai program berupa pelayanan kepada masyarakat telah dilakukan, seperti pelayanan kesehatan dengan menyediakan ambulan, bahkan dua tahun terakhir telah dibentuk tim pemadam kebakaran. “Tetapi setelah dilihat, mendekati pemungutan suara aksi jual beli suara sangat kental. Program yang selama ini telah dibuat tidak ada artinya ketika serangan fajar itu terjadi,” tuturnya.
Dia memastikan untuk PKS tidak ada yang menggunakan cara-cara seperti itu. “Kami menerima hasil pemilu kali ini, mungkin itu pilihan masyarakat. Mudah-mudahan mereka yang terpilih dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan menjalankan amanah kepercayaan yang diberikan masyarakat,” ucapnya.
Meski tidak mendapatkan jatah kursi di DPRD Kota Pontianak, lanjut dia, kader partainya akan terus mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial. “Kami sudah kumpulkan semua kader, memang sedikit banyak kesedihan itu ada. Tetapi dengan penjelasan semuanya bisa menerima, karena apa pun yang diusahakan semuanya sudah ditakdirkan,” katanya.
Sementara itu terkait dengan perolehan kursi PPP yang tidak mengalami perubahan dan Sutarmidji efek yang dianggap nihil, Sekretaris DPC PPP Kota Pontianak Budi Prasetiyo meminta kedudukan Sutarmidji sebagai wali kota dengan ketua partai harus dipisahkan. Menurut dia, dalam kapasitasnya sebagai wali kota tentu sosoknya adalah milik masyarakat Pontianak. Tetapi sebagai ketua partai, dalam hal kompetisi legislatif yang dijual maupun yang dijagokan adalah figur-figur calon wakil rakyat. “Figuritas Sutarmidji tidak terlalu berpengaruh terhadap pileg kali ini. Tetapi program beliau untuk membesarkan partai terus dilakukan,” katanya.
Dia mengatakan, sangat tidak mungkin ketua partai memanfaatkan jabatannya untuk mendongkrak perolehan suara dengan memaksa bawahannya untuk memilih PPP. “Ini jelas tidak boleh, kebebasan memilih yang diterapkan PPP adalah cerminan pencerdasan politik kepada masyarakat untuk bebas menggunakan hak pilihnya,” katanya.
Dia menuturkan, yang menjadi permasalahan sehingga perolehan suara partainya tidak berubah dari pileg sebelumnya minimnya sosialisasi di media. “Loyalis PPP itu tidak berubah, suaranya itu-itu saja. Sehingga program-program yang dijalankan pak ketua sebenarnya diharapkan mampu menarik simpatik masyarakat. Tapi kenyataannya hasilnya tidak terlalu berpengaruh. Belum lagi ditambah dengan permasalahan partai di tingkat nasional yang membangun opini publik,” tuturnya. Hasil perolahan empat kursi tersebut, dia menambahkan, haruslah menjadi intropeksi partai. Upaya yang dilakukan secara maksimal telah memberikan hasil yang maksimal pula bagi partai. “Kami tentunya harus menghormati hasil dari pesta demokrasi ini,” pungkasnya. (adg)
Sumber : http://www.pontianakpost.com