17 April 2011

Cerita Rakyat Sambas : "PUTRI ANAM"

Ini cerita tentang seorang putri dengan Pak Rusa’. Putri tadi bernama Bussu. Kisah ini bermula dari suatu hari Putri Bussu melayangkan kipas ke rumah Pak Rusa’. Kipas tadi menyangkut di rumah Pak Rusa’.

” Putri, putri buatkan aku bubur ya .....”, kata Pak Rusa pada sang putri ” Baiklah, Pak Rusa’, jawab sang putri

Dibuatkannyalah bubur, namun belum juga dimakannya sampai menjelang siang dan bubur tersebut menjadi dingin. Tidak lama kemudian bubur itupun dimakan oleh Pak Rusa’. Tidak lama kemudian Pak Rusa’ bertanya kepada tuan putri.

” Apa yang berbunyi riuh rendah tuan putri? tanya Pak Rusa’

” Itu orang menumbuk emping disiang hari, jawab Sang Putri’

” Apa yang dikipas - kipas, tuan putri? tanya Pak Rusa’

” Orang sedang menyapu lantai di siang hari, Pak Rusa’ kata Tuan Putri"

” Apa yang terang benderang, tuan putri ? ” tanya Pak Rusa’

” Bintang Timur merupakan tanda hari akan siang, Pak Rusa, kata Tuan Putri

” Apa yang bergoyang goyang, tuan putri ? ” tanya Pak Rusa’

” Daun simpur ditiup angin, Pak Rusa’., kata Tuan Putri

” Apa yang bergerak gerak, tuan putri ? tanya Pak Rusa

” Hanyut kayu besar dari hulu Pak Rusa”, kata Tuan Putri

” Masak bubur lagi kah tuan putri ? tanya Pak Rusa’.

"Benar sejak dari tadi sudah dimasak, hingga dingin rasa bubur itu, kata tuan putri.

Lalu Pak Rusa’ makan bubur itu sampai habis. Jika tuan putri pulang, ambillah labu barang sebutir disitu.

” Iya, jawab Tuan Putri.

” Yang ringan saja tuan putri. Nanti sesampai di rumah tutup pintu, tutup jendela, turunkan kelambu lalu belahlah dua labu tersebut. Setibanya di rumah tuan putripun menutup semua pintu dan jendela serta menurunkan kelambu, maka dibelahnya labu tersebut. Betapa terkejutnya sang putri ternyata penuh dengan emas di dalam labu tersebut.

Timbul keinginan kakak sang putri yang bernama Putri Anam untuk memiliki labu tersebut. Kemudian bertanyalah Putri Anam kepada Putri Bussu, dimana ia memperoleh labu itu ?. Putri Bussupun menjawab bahwa ia membuatkan bubur Pak Rusa. Kemudian lanjut Putri Bussu bahwa kipasnya tersangkut di pohon jeruk Pak Rusa’ lalu ia bercerita. Kipas saya sangkut di pohon jeruk Pak Rusa’, katanya.

Kemudian Putri Anampun mencontoh apa yang telah Putri Bussu ceritakan kepadanya, Putri Anam juga langsung melayangkan kipas ke rumah Pak Rusa’. Kemudian Putri Anam pergi ke rumah Pak Rusa’ sesampainya di rumah Pak Rusa’, Pak Rusa’ pun berkata kepada Putri Anam.

” Putri, putri, buburkanlah saya”, kata Pak Rusa’

” Iya’ jawab tuan putri.

Maka Putri Anampun membuat bubur dan haripun menjelang siang, seperti biasa bubur itupun menjadi dingin.

” Makanlah, sudah dingin”, kata Putri Anam

” Iya, jawab Pak Rusa’.

Belum menjelang siang sudah dikatakannya dingin bubur tersebut, kata Pak Rusa’. Maka Pak Rusa’ makan bubur tersebut. Namun pada saat Pak Rusa’, akan memakannya, panas bukan main bubur tersebut. Rasa terbakar mulut Pak Rusa’. Tunggu kau tuan putri, jawab Pak Rusa’ sambil mengumpat. Menjelang malam kita akan bercerita tuan putri kata Pak Rusa’.

” Apa yang berbunyi riuh rendah tuan putri? tanya Pak Rusa’

” Itu orang menumbung emping di siang hari, Pak Rusa’ jawab Tuan Putri

” Apa yang dikipas-kipas, tuan putri? tanya Pak Rusa’

” Orang sedang menyapu lantai di siang hari, Pak Rusa’, kata tuan putri

” Apa yang terang benderang, tuan putri ? ” tanya Pak Rusa’

” Bintang Timur tanda hari akan siang, Pak Rusa’, kata Tuan Putri

” Apa yang bergoyang goyang tuan putri ?, tanya Pak Rusa’

” Daun Simpur ditiup angin, Pak Rusa’, kata tuan putri

” Apa yang bergerak gerak, tuan putri ? tanya Pak Rusa

” Hanyut kayu besar dari hulu Pak Rusa’, kata tuan putri

Buburkan lagi saya tuan putri, kata Pak Rusa’. Menjelang siang nanti artinya bubur tersebut sudah dingin kata Pak Rusa’. Belum lagi hari menjelang siang sudah dikatakannya dingin bubur tersebut. Setelah itu dimakannyalah bubur yang lagi panas tersebut. Sekali lagi Pak Rusa’ merasa dibohongi oleh Putri Anam. Tunggu kau, kata Pak Rusa’ sambil mengumpat. Nanti jika tuan putri pulang ambillah labu yang terletak di bawah dapur. Ambillah sesuka hatimu, kata Pak Rusa’ yang ringankah atau yang berat, Oh kalau begitu saya memilih yang berat saja, banyak isinya. Nanti sesampai di rumah tutup pintu, tutup jendela turunkan kelambu. ” Baiklah Pak Rusa’, kata Putri Anam.

Maka sesampai di rumah Putri Anam pun menutup pintu, menutup jendela menurunkan kelambu, kemudian dibelahnya buah labu tersebut, betapa terkejutnya sang Putri Anam, bukannya emas yang didapat malah sebaliknya celaka yang didapat karena yang keluar dari dalam buah labu tersebut ular, kalajengking, lipan dan matilah Putri Anam tersebut digigit binatang yang keluar dari buah labu tersebut.

Begitulah ceritanya balasan orang yang suka berbohong dan tidak sabar.


Related Posts

Comments
2 Comments

2 comments:

Passan Pala' Kesah

Awalnya blog ini dibuat hanya iseng untuk mendokumentasikan dan mengumpulkkan khazanah tanah kelahiran yang hampir terlupakan generasi muda. Berawal dari postingan permainan rakyat dan kamus mini bahasa Melayu Sambas, admin terus memperbaiki SEO dan postingan dan berupaya memenuhi apa yang diinginkan pembaca blog ini. Setelah di analisa, ternyata kebanyakan pengunjung blog ini mencari tentang sejarah kelam Sambas 1999.

Inginya blog ini difokuskan untuk sejarah, budaya dan segala sesuatu yang terkait dengan tanah kelahiran, namun pada perjalanannya admin banyak menemukan artikel menarik dan sengaja direpost disini untuk arsip pribadi. Sungguh sangat tidak disangka ternyata banyak juga pembaca punya ketertarikan yang sama dengan fenomena akhir zaman yang semakin nyata. Untuk saat ini admin akan fokus pada artikel tentang Dajjal dan Imam Mahdi yang dipastikan sebentar lagi akan tiba. Apabila pembaca menemukan artikel yang menarik haraplah berikan hujatan, celaan atau komentarnya...^_^

Jika ada yang tertarik untuk menjadi penulis di blog ini, atau tukar link sesama blogger, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi admin

Hariyono Al Kifri